GITA KDI2 FANS

Wednesday, November 21, 2007

SINOPSIS (sumber : starvisionplus.com)

FATIMAH
"Hidup itu lembaran misteri Illahi, kita tak pernah menduga
apa yang akan terjadi, di detik berikutnya..."
Latar Belakang
Hidup seperti sebuah perjalanan. Kita tidak pernah tahu kita akan berhenti di pemberhentian ke berapa. Tak ada yang dapat menduga umur manusia. Rasa kehilangan bisa membuat seseorang menangis meraung-raung saat kematian menjemput orang yang disayang.

Pertanyaannya, apakah tangisan itu untuk orang yang pergi atau untuk Diri Sendiri? Mungkin jawabannya adalah yang kedua, untuk diri sendiri. Karena dengan hilangnya seseorang membuat kita takut. Bila orang yang kita sayangi pergi, lantas kita bisa apa? Maka yang dibutuhkan adalah keikhlasan bahwa ada yang mengatur kehidupan ini...

Tentang Keluarga

Keluarga adalah sebuah ikatan emosional yang tak lekang dimakan waktu. Keluarga juga merupakan benteng terakhir pertahanan seseorang. Keluarga merupakan tempat kita berpaling, bila kita mendapatkan suatu masalah.
Tapi terkadang keluarga justru sumber dari segala permasalahan. Sudah jamak di jaman sekarang, keluarga bukan lagi sebagai benteng terakhir pertahanan seseorang. Dunia semakin mengerucut karena kemajuan teknologi tapi manusia semakin menjadi pribadi-pribadi yang individualistik.

Saat ada masalah datang, manusia bukan berpaling pada keluarga. Ada banyak kesenangan duniawi yang tersedia di luar sana. Dunia semu yang menjajakan segala kesemuan dalam etalase-etalase yang kasat mata. Maka manusia melarikan diri dari segala permasalahan, bersama orang-orang yang punya masalah yang sama. Perkumpulan itu memang merupakan komunitas atau kelompok, tapi tidak berdasarkan rasa memiliki seperti layaknya keluarga…
Hal itu semakin lumrah terjadi karena banyaknya keluarga broken home. Ayah dan Ibu yang tidak lengkap karena kasus perceraian atau Ayah dan Ibu yang masih lengkap tapi tidak memperhatikan kebutuhan anak-anak mereka akan kasih sayang, perlindungan dan perhatian...

Tapi bagaimana bila ada sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia. Ayah dan Ibu penuh dengan luapan kasih sayang, serta anak-anak yang selalu terlindungi. Tapi ada suatu peristiwa yang membuat keadaan jadi terbalik seratus delapan puluh derajat?
Ayah dan Ibu meninggal dunia karena kecelakaan pesawat dan jasad mereka tidak ditemukan. Anak-anak yang terbiasa hidup enak, nyaman dan terlindungi menjadi hilang arah. Kondisi yang sangat bertolak belakang ini, akan membuat anak-anak ini mendapat Pukulan yang Amat Telak! Lebih dibandingkan anak-anak dari keluarga broken home!
Karena anak-anak dari keluarga harmonis dan berkecukupan ini tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya menderita...

Inilah awal kisah ini bermula, tentang anak-anak yang hilang arah karena ayah dan ibu mereka menghilang secara tiba-tiba...

Kartasasmita (Dede Yusuf) dan Salma (Renita Sukardi) akan berangkat umroh. Seluruh keluarga bergembira, termasuk ke empat anaknya, Fatimah (Gita KDI), Soraya (Chacha Frederica), Iqbal (Roynald Aji Prakoso) dan Husin (Randy Martin). Tapi kegembiraan itu tak berlangsung lama...

Pesawat yang dinaiki Kartasasmita dan Salma sepulang umroh mendapat musibah. Seminggu kemudian pihak penerbangan menyatakan kalau pesawat dinyatakan hilang dan tak ada seorang pun yang selamat.

Fatimah dan adik-adiknya menangis sedih. Mereka tidak tahu bagaimana harus menjalani hidup ini tanpa kedua orang tua mereka. Tapi Fatimah si sulung berusaha untuk tegar. Karena kalau ia lemah, bagaimana dengan nasib adik-adiknya.

Tapi ternyata ujian tidak berhenti sampai di situ saja. Satu persatu persoalan muncul. Awalnya armada angkot milik Kartasasmita tidak pulang ke poll. Ternyata angkot itu pulang ke poll Syafei (Agus Kare). Ternyata ada kerjasama antara Kartasasmita dan Syafei dalam hal kepemilikan angkot. Saat Kartasasmita meninggal, armada angkot itu menjadi milik Syafei.
Masalah berikutnya datang, saat Cokromenggolo (Darmadi) mengklaim kalau rumah milik Kartasasmita akan jadi miliknya. Karena antara Cokromenggolo dan Kartasasmita terlibat perjanjian hutang piutang dengan jaminan sertifikat rumah. Apabila Kartasasmita tidak dapat melunasi, maka rumah itu akan jadi milik Cokromenggolo!

Fatimah shock. Mengapa tiba-tiba orang berdatangan dan semuanya menagih hutang padanya? Apalagi saat Tante Tanti (Intan Feruzia), sepupu Kartasasmita membenarkan kalau Kartasasmita terlibat hutang pada Cokromenggolo!

Berikutnya yang datang adalah Prakoso (M. Arry F). Prakoso juga punya perjanjian hutang piutang dengan Kartasasmita. Kali ini yang menjadi jaminan adalah tanah lapang di depan rumah yang biasa dipakai sebagai pool angkot. Fatimah yang butuh uang lalu minta pinjaman pada Samin (Tio Pakusadewo), kolega ayahnya. Menurut Samin, sebenarnya Kartasasmita juga punya hutang dengannya. Untuk melunasinya maka Samin meminta Fatimah mau jadi istri ke empatnya!

Akhirnya terbongkar kalau otak dari ini semua adalah Tante Tanti. Dialah yang mendalangi semua masalah hutang piutang fiktif serta teror mental dan fisik pada Fatimah.

Kisah ini bukan hanya bercerita seputar permasalahan yang bertubi-tubi menghantam Fatimah. Tapi juga kisah cinta bersegi.

Fatimah sebenarnya saling cinta dengan mantan pacarnya, Dewo (Christian Nino). Tapi dulu Kartasasmita melarangnya karena Dewo pengangguran. Dan kini setelah Kartasasmita tiada, Dewo datang dengan kondisi yang jauh berbeda. Dewo telah bekerja dan cukup mapan.
Hubungan Fatimah dan Dewo seharusnya mulus. Tapi saat Fatimah diajak Dewo untuk bertemu orangtuanya, ternyata ayah Dewo adalah Prakoso! Fatimah jelas tidak dapat menerima, calon mertuanya adalah orang yang bersekongkol dengan Tante Tanti menghancurkan keluarganya.

Selain Dewo, masih ada Rusdi (Malvino) supir angkot Kartasasmita yang santun dan mencintai Fatimah dengan tulus. Serta Kevin (Daniel Chrish), anak orang kaya si playboy insyaf yang kagum akan semangat Fatimah dalam menjalani hidup dan menjaga adik-adiknya.

Hal berbeda dan menarik melalui Serial Fatimah adalah bagaimana manusia menghadapi suatu keadaan yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Keadaan yang berbeda seratus delapan puluh derajat, karena alasan yang tak bisa manusia tampik: Takdir Ilahi, dan menjalaninya dengan kesabaran serta menerimanya, mengambil hikmahNya.

Dalam Serial Fatimah diperlihatkan; bagaimana tiap anak punya cara tersendiri untuk keluar dari masalah ini, bagaimana mereka harus survive, bagaimana mereka tersadarkan untuk bangkit maka mereka harus saling bahu membahu sebagai satu keluarga yang utuh. Dan hanya dengan keikhlasan dan tawaddu segala permasalahan di dunia dapat terselesaikan...